Melirik Demam Batu
DEMAM batu akik yang melanda seantero negeri di awal tahun 2015 menular hingga ke daerah ini. Tak hanya sekedar mengoleksi batu yang sudah berbentuk perhiasan cincin atau kalung, tapi juga terobsesi mencari batu yang belum diolah pun menjadi gaya baru para penggemar batu akik.
LAPORAN : RIDWAN, Desa Tote, Bolangitang Barat
Sebut saja di lokasi perkebunan Tobiho yang terletak di Desa Tote Kecamatan Bolangitang Barat. Perkebunan itu menjadi incaran pencari batu akik dari berbagai tempat di Bolmut bahkan dari luar Bolmut. Ketertarikan mereka mencari batu akik Tobiho lantaran motif batu tersebut amat cantik. Bisa bersaing dengan motif-motif seperti kecubung, bacan.
Menurut keterangan Meldi Polinte, seorang Warga Desa Tote, bahwa pada hari Sabtu dan Minggu banyak pengunjung yang datang ke lokasi perkebunan Tobiho untuk mencari Batu akik. Jenis Batu akik yang ditemukan di Tobiho, memang tak kalah dengan kualitas Batu akik yang ditemukan di daerah lain, hal ini menarik minat pengrajin perhiasan Batu akik untuk datang ke Tobiho.
Ka Udin, pengrajin asal Gorontalo mensgaku sengaja datang ke desa Tote untuk mencari batu Tobiho datang membuka tempat kerajinan batu akik. “Kualitas batu ini lumayan bisa bersaing dengan batu berkelas lain seperti jenis bacan dan Obi,”kata Udin. Harga batu jenis Tobiho yang telah dibuat menjadi perhiasan seperti cincin relatif terjangkau. Ada yang dijual Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu.**